URBANCITY.CO.ID – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Kementerian Keuangan untuk melanjutkan Program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) bagi peningkatan daya saing industri dalam negeri.
Kemenperin berpendapat, meski terdapat berbagai kekurangan dari pelaksanaan HGBT, nilai positifnya masih lebih banyak dibanding bila program ini tidak dilanjutkan. Kepastian industri mendapatkan gas murah menjadi prioritas.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin, Taufiek Bawazier mengungkapkan, pihaknya meminta opsi atau plan B untuk dibuka keran impor gas dari negara-negara Teluk dengan harga yang bisa menyentuh USD3 per mmbtu.
Permintaa tersebut diperuntukan bagi kebutuhan kawasan industri dengan kriteria untuk industri berorientasi ekspor dan subtitusi impor. “Ini bila memang Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, termasuk SKK Migas menyatakan tidak sanggup meneruskan program HGBT,” ungkapnya di Jakarta, dikutip Urbancity.co.id, Minggu, 24 Maret 2024.
Baca Juga: Pacu IKM Raih Sertifikat Halal, Kemenperin Dukung Batik Haji Nasional
Angka tersebut, sambung Taufiek, tentunya bisa mencapai enam kali lipat nilai tambah yang didapat dari HGBT gas domestik, sehingga dapat mendukung industri nasional untuk menjadi tangguh dan kuat.
Selian itu, berdaya saing di tingkat Asean dan global serta meningkatkan kontribusi sektor industri bagi pertumbuhan perekonomian nasional tetap tumbuh dari kontribusi sektor industri.