Akhir Juni lalu, Kemenperin sukses menggelar The 5th Automotive Dialogue Indonesia-Japan di Jakarta. Sebagai salah satu leader dalam industri otomotif di dunia.
Disebutkan, Jepang merupakan mitra utama dalam komitmen Indonesia terhadap pengembangan sektor otomotif, terutama dalam mencapai netralitas karbon.
Dalam kesempatan itu, Plt. Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin, R. Hendro Martono menjelaskan, tinjauan industri otomotif serta strategi dan kebijakan pengembangan Electric Vehicle (EV) di Indonesia.
Baca Juga: Permudah Sertifikasi TKDN, Kemenperin Dampingi IKM di NTB
Sementara itu, Direktur Jenderal Sekretariat Menteri Kebijakan Perdagangan (Biro Industri Manufaktur), METI Jepang, Mr. Tanaka Kazushige mengatakan, saat ini telah terjalin kerja sama antara Jepang dengan negara-negara ASEAN termasuk Indonesia.
Kerjasama tersebut bertujuan penurunan emisi dan penguatan ekspor otomotif. “Kunci dari hal tersebut adalah adanya co-creation,” ujarnya.
Untuk mencapai penurunan emisi diperlukan multi-pathways, antara lain dilakukan melalui penerapan bahan bakar bio-fuel. “Bio-fuel juga menjadi perhatian yang besar bagi Jepang, dan beberapa perusahaan di Jepang juga mempunyai teknologi ini,” terangnya.
Sedangkan, Direktur Kebijakan Perdagangan Internasional Otomotif METI, Mr. Kikuchi Takanori mengusulkan arah untuk kolaborasi dalam industri otomotif Indonesia dan Jepang berdasarkan “Inisiatif Kolaborasi Industri Otomotif Generasi Berikutnya ASEAN-Jepang”.