Baca juga: Sekarang Apartemen Siap Huni Lebih Diminati
Meskipun secara volume naik, yakni 11,17% (YoY) per 25 Januari 2024 seperti PDB riil 2023 yang masih tumbuh 5,05%, PDB Nominal terus turun pertumbuhannya. Dari kuartal III-2022 sebesar 17,09%, hanya 4,51% pada kuartal III-2023. “PDB nominal lebih mencerminkan kondisi aktivitas perekonomian yang sesungguhnya. PDB nominal kita dari tahun lalu turun terus karena merosotnya konsumsi masyarakat. Biasanya dua digit, tahun lalu turun jadi 6,7 persen, terakhir kuartal IV-2023 antara 3,6-3,7 persen,” jelasnya.
Merosotnya konsumsi masyarakat itu juga karena daya beli kaum menengah ke bawah yang rendah. Antara lain karena merosotnya harga komoditas dua tahun terakhir. Tapi, yang paling dalam penurunan konsumsinya adalah segmen menengah atas. Mereka lebih memilih berinvestasi, terutama dalam surat berharga dan deposito karena imbal hasilnya yang bagus. “Mereka lebih suka saving atau invest dibanding spending. Padahal, spending (konsumsi) kaum menengah atas mencakup sekitar 70 persen dari total spending (nasional),” jelas David. Sebagian besar konsumsi kelas menengah atas berupa durable goods yang nilainya tinggi seperti kendaraan bermotor, real estate, traveling, fashion, perhiasan, dan sejenisnya.
Pendapat senada diutarakan Kepala BPS Amalia Adininggar. “Melambatnya konsumsi rumah tangga karena kelas menengah atas cenderung menahan belanja, dan mengalihkan dananya ke instrumen investasi finansial seperti simpanan berjangka. Jadi, ada sedikit pergeseran dari spending ke investasi,” ujarnya.






