Secara keseluruhan infrastruktur dan fasilitas di sekitar proyek sudah sangat memadai untuk memenuhi kebutuhan penghuni Altea Blvd kelak. Jalan Alternatif Cibubur juga sudah dilebarkan pemerintah. RKS tinggal mengembangkan infrastruktur di dalam Altea Blvd, dan membangun fasilitas yang belum ada di kawasan sekitarnya.
Sedangkan produk hunian di Altea Blvd, dikembangkan dengan konsep ramah lingkungan, selaras dengan aspirasi kaum muda kelas menengah dan menengah atas yang menjadi target pasarnya.
Baca juga: Joint Venture Astra Land-Sinarmas Land Luncurkan Altea Blvd Cibubur
Lingkungan Altea Blvd yang dibelah Sungai Cakung mendukung konsep sustainable living itu. RKS akan menyesuaikan pengembangan dengan kondisi tapak lahannya, tidak mengubahnya. Untuk itu RKS mengalokasikan 27% lahannya untuk ruang terbuka hijau (green open space).
“Pengembangan berangkat dari site, menghormati alam. Kita tidak akan mengubahnya, tapi justru lingkungan alam itu akan membantu membuat proyek ini makin menarik,” jelas Prasetijo. Sementara keamanan lingkungan baik di dalam township maupun di luarnya kondusif.
Ia menyebutkan, Altea Blvd akan mengembangkan 19 klaster hunian. Pengembangan berlangsung selama 10-15 tahun. Luas setiap klaster antara 2,5-3,5 ha. Jumlah rumahnya 120-150 unit per klaster. Serah terima rumah antara 20-24 bulan setelah transaksi.
Pengembangan akan dimulai dengan pembangunan infrastruktur. Pemasaran hunian baru akan dilakukan akhir tahun ini. Total development cost Altea Blvd mencapai Rp2,6 triliun bila semuanya berjalan sesuai rencana.