URBANCITY.CO.ID – Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan III 2024 mencatat surplus 5,9 miliar dolar AS (USD), setelah defisit USD0,6 miliar pada triwulan II dan defisit USD6 miliar pada triwulan I.
Menurut laporan Bank Indonesia yang dirilis Jum’at (22/11/2024), surplus itu terjadi karena peningkatan surplus neraca transaksi modal dan finansial, dan penurunan defisit neraca transaksi berjalan.
Surplus neraca transaksi modal dan finansial (TMF) tercatat USD6,6 miliar (1,8 persen dari PDB), meningkat lebih dari 2 kali lipat dibanding surplus triwulan II yang tercatat USD3 miliar (0,9 persen PDB).
Peningkatan pesat surplus TMF itu terutama karena kenaikan investasi asing langsung berupa ekuitas, dan surplus investasi asing portofolio dalam bentuk ekuitas dan surat utang.
Investasi langsung triwulan III mencatat surplus USD5,1 miliar, meningkat lebih dari 2 kali lipat dibanding triwulan II yang surplusnya hanya USD2,1 miliar.
Sedangkan investasi portofolio mencatat surplus USD9,6 miliar, melesat 3 kali lipat dibanding triwulan II yang hanya surplus USD3,2 miliar.
Sementara itu defisit transaksi berjalan triwulan III 2024 tercatat USD2,2 miliar (0,6 persen PDB), jauh menurun dibanding defisit USD3,2 miliar (0,9 persen PDB) pada triwulan II.
Penurunan defisit transaksi berjalan dipengaruhi oleh perbaikan defisit neraca jasa dari minus USD5,1 miliar pada triwulan II menjadi minus USD4,2 miliar pada triwulan III.
Perbaikan defisit neraca perdagangan jasa terjadi, karena peningkatan kinerja jasa perjalanan dan transportasi dari kegiatan ekspor impor dan pariwisata, sejalan dengan kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara dan penurunan perjalanan wisatawan nasional ke luar negeri.