Perkembangan KFLN tersebut disebabkan oleh tetap terjaganya aliran masuk modal asing pada investasi langsung, sebagai cerminan tetap terjaganya optimisme investor terhadap prospek ekonomi domestik.
Sementara itu investasi portofolio dalam bentuk surat utang domestik, mencatat aliran keluar seiring meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
Penurunan posisi KFLN juga dipengaruhi faktor perubahan lainnya, seiring penguatan nilai tukar dolar AS terhadap mayoritas mata uang global termasuk Rupiah, sehingga menurunkan nilai instrumen keuangan domestik.
Posisi AFLN Indonesia meningkat didorong peningkatan investasi penduduk pada berbagai instrumen finansial luar negeri. Posisi AFLN pada akhir triwulan I 2024 tercatat USD485,7 miliar, naik 0,4% (qtq) dari USD483,9 miliar pada akhir triwulan IV 2023.
Baca juga: Naik Tinggi Transaksi Lintas Negara dengan Mata Uang Lokal
Hampir seluruh komponen AFLN mencatat peningkatan penempatan di luar negeri, dengan peningkatan terbesar pada aset investasi Lainnya dalam bentuk simpanan dan piutang usaha.
Peningkatan posisi AFLN lebih lanjut tertahan oleh faktor perubahan lainnya, seiring penguatan nilai tukar dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
BI memandang perkembangan PII Indonesia pada triwulan I 2024 tetap terjaga, sehingga mendukung ketahanan eksternal. Hal ini tecermin dari rasio PII Indonesia terhadap PDB pada triwulan I 2024 sebesar 18,4%, lebih rendah dari 19,0% pada triwulan IV 2023.
Selain itu, struktur kewajiban PII Indonesia juga didominasi oleh instrumen berjangka panjang (93,6%) terutama, dalam bentuk investasi langsung.