Strategi seperti contraflow dan one way akan diterapkan secara situasional, terutama pada puncak arus mudik di H-2 dan H-3 Lebaran. Skenario khusus juga telah disiapkan untuk lintasan utama seperti Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk, termasuk penerapan buffer zone dan sistem penundaan jika terjadi kepadatan ekstrem.
Pemerintah juga telah menetapkan kebijakan libur sekolah mulai 21 Maret 2025 dan work from anywhere (WFA) pada 24 Maret 2025 untuk membantu mengurai kepadatan lalu lintas.
Baca Juga: ASDP Siapkan 1.060 Tiket Kapal Gratis untuk Mudik Lebaran 2025
Diharapkan, kebijakan ini dapat mendistribusikan arus perjalanan sehingga tidak terkonsentrasi pada tanggal-tanggal tertentu.
Berdasarkan tren arus kendaraan dalam tiga tahun terakhir, puncak kepadatan di Pelabuhan Merak terjadi pada H-5 hingga H-1 Lebaran. Mayoritas pemudik cenderung tiba di pelabuhan pada pukul 20.00–02.00 dan 05.00–11.00, yang berpotensi menimbulkan kepadatan signifikan.
“Melihat pola pergerakan pemudik tahun sebelumnya, kami akan mengoptimalkan seluruh sumber daya di momen-momen kritis untuk memastikan kelancaran operasional,” jelas Heru.
Sebanyak 69 unit kapal siap beroperasi untuk melayani pemudik dari Pelabuhan Merak, serta pelabuhan perbantuan Ciwandan dan BBJ Bojonegara. Pola operasi akan disesuaikan dengan kondisi lapangan, mulai dari normal, padat, hingga sangat padat.
Dalam kondisi padat, strategi bongkar tanpa muat akan diterapkan di pelabuhan tertentu untuk meningkatkan frekuensi perjalanan kapal.