URBANCITY.CO.ID – Bank Indonesia (BI) sudah melansir Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Triwulan III-2024, Selasa (26/11/2024). Hasilnya, pertumbuhan harga properti residensial di pasar primer (rumah baru di kawasan real estate) pada triwulan III 2024 terus merosot.
Tercermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan III 2024 sebesar 1,46 persen (yoy). Lebih rendah dibanding triwulan II 2024 yang tercatat 1,76 persen (yoy), dan triwulan I sebesar 1,89 persen (yoy).
“Harga rumah baru mengalami perlambatan baik secara tahunan (yoy) maupun triwulanan (qtq),” tulis laporan BI tersebut.
Pertumbuhan IHPR yang menurun itu disebabkan oleh perlambatan harga seluruh tipe rumah. Terutama rumah besar dari 1,47 persen pada triwulan II 2024 menjadi 1,04 persen pada triwulan III (yoy). Diikuti rumah kecil dan menengah dari 2,09 persen menjadi 1,97 persen, dan dari 1,45 persen menjadi 1,33 persen.
Dari 18 kota yang disurvei, 7 kota mengalami perlambatan IHPR secara tahunan (yoy). Perlambatan paling dalam terjadi di Pontianak dari 5,40 persen menjadi 3,34 persen, dan Padang dari 2,55 persen menjadi 1,35 persen.
Disusul Jabodetabek-Banten (dari 1,44 menjadi 1,32 persen), Bali (dari 1,86 menjadi 1,76 persen), Makassar (dari 1,11 menjadi 1,02 persen), Semarang (dari 0,66 menjadi 0,60 persen), dan Surabaya (dari 0,89 persen menjadi 0,73 persen).
Sementara pertumbuhan harga rumah di 11 kota lainnya meningkat. Paling tinggi di Pekanbaru dari 1,69 persen menjadi 2,47 persen, diikuti Bandung (dari 0,89 menjadi 1,16 persen), Medan (dari 0,86 menjadi 1,11 persen), dan kota-kota lain dalam angka yang lebih kecil.