“Sebagaimana hasil dari laporan PMI manufaktur dan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada awal tahun ini yang berada di fase ekspansi, memperlihatkan bahwa para pelaku industri manufaktur di Indonesia terlihat optimistis dan percaya diri yang tinggi dalam menyongsong tahun 2025, meskipun masih diwarnai dengan gejolak ekonomi dan politik global yang belum stabil,” tambah Menperin.
Menperin juga menekankan bahwa Presiden Prabowo Subianto berkomitmen untuk membangkitkan semangat usaha di kalangan pelaku industri. “Hal ini ditandai dengan terbitnya beberapa kebijakan yang pro bisnis seperti perpanjangan program HGBT untuk industri,” jelas Agus.
Baca Juga: Manufaktur Indonesia Membaik, Kembali ke Zona Ekspansi Setelah 5 Bulan Terkontraksi
Kemenperin juga menunggu pencabutan kebijakan relaksasi impor untuk produk jadi, yang diharapkan dapat menjaga pasar domestik dan meningkatkan daya saing industri nasional.
“Melalui kebijakan dan stimulus yang dapat merangsang para pelaku industri kita untuk lebih bergeliat dalam menjalankan usahanya, kami pun optimistis bahwa target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen akan dapat tercapai,” imbuhnya.
Menperin menegaskan komitmen untuk terus menjalankan kebijakan hilirisasi industri, sesuai dengan misi Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, khususnya dalam mengembangkan industri berbasis sumber daya alam.
Baca Juga: Industri Pengolahan Tetap Loyo, November PMI Manufaktur Kembali Terkontraksi
Sepanjang tahun 2024, industri manufaktur mencatat nilai ekspor sebesar USD196,54 miliar, menyumbang 74,25 persen dari total nilai ekspor nasional yang mencapai USD264,70 miliar. Nilai ekspor ini juga meningkat 5,33 persen dibandingkan tahun 2023.