URBANCITY.CO.ID – Marketbeat Cushman & Wakefield triwulan III-2024 yang dirilis pekan lalu melaporkan, penyerapan kondominium (apartemen strata/jual) di Jabodetabek selama 9 bulan pertama 2024, menunjukkan peningkatan dibanding tahun 2023.
Transaksi di proyek-proyek kondominium yang sudah selesai mendominasi penjualan, didukung oleh perpanjangan insentif free PPN 100 persen hingga akhir Desember 2024.
Sementara tingkat penyerapan proyek-proyek kondominium yang masih dalam tahap konstruksi belum bergairah.
“Tingkat penjualan proyek-proyek yang sudah jadi stabil di angka 94,2 persen. Banyak proyek yang hampir terjual habis, menawarkan promosi untuk menghabiskan stok. Sedangkan tingkat prapenjualan (marketing sales) proyek-proyek baru mencapai 61,1 persen,” tulis berkala Cushman & Wakefield tersebut.
Tingkat hunian kondominium di Jabodetabek secara keseluruhan meningkat 9,8 persen secara tahunan (yoy) menjadi 64,7 persen. “Tertinggi dalam tiga tahun terakhir, menandakan tren positif pasar,” tulis Cushman.
Baca juga: Kresna Inti Lansir Apartemen Terkoneksi LRT Bekasi Barat, Harga Mulai Rp300 Jutaan
Harga rata-rata kondominium di Jabodetabek mengalami pertumbuhan yang stabil selama triwulan III, dengan kenaikan 3,3 persen yoy, mencapai rata-rata Rp49.700.000/m2.
Harga kondominium di kawasan pusat bisnis utama (CBD) Jakarta seperti Sudirman-Thamrin-Kuningan-Gatot Subroto naik 2,9 persen menjadi Rp60.900.000/m2.
Harga kondominium di kawasan utama (prime area) seperti Menteng, Kebayoran Baru, dan Pondok Indah meningkat 2,6 persen menjadi Rp52.000.000/m2. Prime area adalah kawasan hunian favorit kaum berduit dan orang asing (ekspatriat).