Selama semester-II 2024 (1 Juli-3 Oktober), asing tercatat beli neto di SRBI Rp61,41 triliun, SBN Rp70,38 triliun, dan saham Rp49,58 triliun.
Baca juga: Rupiah Kian Perkasa, Ditutup Rp15.150 per USD
Faktor eksternal disebut para pengamat sebagai biang depresiasi rupiah. Terutama perkembangan ekonomi AS menyangkut data tenaga kerjanya. Bila laporannya lebih baik dari perkiraan, USD akan makin menguat dan mata uang lain termasuk rupiah kian tertekan.
Faktor lain yang memicu pelemahan rupiah, adalah tensi geopolitik di Timur Tengah yang kian panas menyusul konflik terbuka antara Israel dan Iran. Perang kedua negara memicu kenaikan harga minyak dunia.
Karena itu investor wait and see dan memilih mengamankan dana di USD sebagai safe heaven, dan indeks dolar atau DXY menguat.
Pada pembukaan perdagangan Senin (7/10/2024) rupiah diperkirakan para pengamat masih akan terdepresiasi terhadap USD di atas Rp15.500.
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya di GOOGLE NEWS