Stanley juga menambahkan bahwa arus kas dari operasi meningkat menjadi Rp1,75 triliun, naik dari Rp1,39 triliun tahun lalu. Ini menunjukkan efisiensi operasional dan pengelolaan modal kerja yang lebih baik.
Baca Juga: Elnusa Perkuat Ketahanan Energi Nasional dengan Kinerja Solid dan Inovatif di 2024
Dalam lini bisnis jasa hulu migas terintegrasi, Elnusa mencatat pertumbuhan yang signifikan, terutama dari Geoscience & Reservoir Services (GRS) dan Engineering, Procurement, Construction, Operation & Maintenance (EPCOM).
GRS berkontribusi pada pendapatan yang melonjak hingga 85% dari periode sebelumnya, dengan laba kotor tumbuh 138% YoY. Sementara itu, EPCOM juga mengalami pertumbuhan pendapatan usaha sebesar 33% dan laba kotor naik 7% YoY.
Di segmen penjualan barang dan jasa distribusi serta logistik energi, hampir semua unit bisnis menunjukkan kinerja positif, terutama dari Transportasi, Fuel Petrochemical Services, Joint Operation & Infrastructure, serta Retail Bahan Bakar dan Pelumas.
Laba bersih dari segmen ini tumbuh 21% dibandingkan tahun lalu, didorong oleh efisiensi operasional dan peningkatan volume proyek.
Baca Juga: Elnusa Sukses Selesaikan Survei Seismik 3D Lisaman, Dukung Ketahanan Energi Nasional
Stanley menegaskan, pencapaian ini mencerminkan ketahanan bisnis Elnusa sebagai perusahaan jasa energi yang mampu melewati tantangan dinamika industri energi.
“Sekaligus menegaskan komitmen perusahaan yang terus berinovasi, mengoptimalkan aset, serta memperluas layanan guna memperkuat daya saing untuk pertumbuhan yang berkelanjutan,” tegasnya.