Berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan, kelompok pendidikan tamat perguruan tinggi, tamat SMA/sederajat, dan tamat SMP/sederajat memiliki indeks literasi keuangan tertinggi, masing-masing 86,19 persen, 75,92 persen, dan 65,76 persen.
Sebaliknya, kelompok pendidikan tidak/belum pernah sekolah/tidak tamat SD/sederajat dan tamat SD/sederajat, memiliki indeks literasi keuangan terendah, masing-masing 38,19 persen dan 57,77 persen.
Baca juga: OJK: Literasi Keuangan Penduduk Indonesia 65,43 Persen
Selanjutnya, kelompok dengan pendidikan tamat perguruan tinggi, tamat SMA/sederajat, dan tamat SMP/sederajat, memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi, masing-masing 98,54 persen, 88,29 persen, dan 73,18 persen.
Sebaliknya, kelompok dengan tingkat pendidikan tidak/belum pernah sekolah/tidak tamat SD/sederajat dan tamat SD/sederajat, memiliki indeks inklusi keuangan terendah, masing-masing 51,53 persen dan 62,58 persen.
“Dari data tersebut diperoleh informasi, makin tinggi tingkat pendidikan, makin tinggi pula literasi dan inklusi keuangannya,” tulis OJK.
Berdasarkan pekerjaan/kegiatan sehari-hari, kelompok pegawai/profesional, pengusaha/wiraswasta, dan ibu rumah tangga mempunyai indeks literasi keuangan tertinggi, masing-masing 83,22 persen, 78,32 persen, dan 64,44 persen.
Sebaliknya, kelompok tidak/belum bekerja, pelajar/mahasiswa, dan pensiunan/purnawirawan, memiliki indeks literasi keuangan terendah, masing-masing 42,18 persen, 56,42 persen, dan 57,55 persen.
Selanjutnya, kelompok pensiunan/purnawirawan, pegawai/profesional, dan pengusaha/wiraswasta, memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi, masing-masing 98,18 persen, 95,04 persen, dan 85,40 persen.