Pemerintah dalam hal ini Kemenparekraf/Baparekraf memiliki program yang memberikan pelatihan dan pendampingan serta akses pembiayaan bagi pelaku UMKM khususnya industri kuliner.
Salah satunya adalah FoodStartup Indonesia. Program ini ditujukan untuk menciptakan akselerasi bisnis bagi pelaku usaha kuliner.
Akselerasi itu mencakup strategi penjualan, product development, negosiasi bisnis, networking, sharing pengetahuan seputar bisnis kuliner, hingga penjualan produk silang antarusaha dalam ekosistem FoodStartup Indonesia.
Baca Juga: Gandeng MUI, Kemenparekraf Kembangkan Wisata Religi di Indonesia
Selain itu, mengakselerasi pembiayaan dan permodalan serta mendorong pelaku usaha kreatif subsektor kuliner untuk lebih berinovasi dan memperluas jangkauan ke pelaku usaha kreatif kuliner Indonesia khususnya yang berbasis Sustainable Development Goals (SDGs).
Menteri Sandiaga menyebut, ada 26 ribu pelaku usaha sektor kuliner yang mendaftar sejak 2016 di FoodStartup Indonesia dan total sudah ada 500 usaha yang terkurasi.
“Di (FSI) 2024 ditargetkan ada 50 usaha yang terkurasi dengan target pembiayaan sebesar 16,5 juta dolar AS yang jadi bagian dari 1.000 SKU (stock keeping unit) yang dipasarkan pada ekosistem FSI,” sebutnya.
Menparekraf mengajak pelaku usaha kuliner untuk dapat memaksimalkan dan memanfaatkan program ini agar dapat mendorong pengembangan usaha. Pendaftaran program FSI 2024 telah dibuka dan akan ditutup pada 31 Mei 2024.
“Harus ambil kesempatan ini, tidak hanya melalui FoodStartup Indonesia tapi juga melalui Wahyoo Ventures,” ujar Sandiaga.