JSA akan mendorong pemanfaatan potensi kemampuan manufaktur perusahan energi dan rekayasa teknik (engineering) dalam negeri dalam menciptakan ekosistem baru dan terdepan di sektor panas bumi, terutama membuat pengembangan panas bumi menjadi lebih terjangkau.
Sampai saat ini, sebagian besar teknologi yang digunakan untuk pengembangan panas bumi masih diimpor. Tak hanya itu, JSA merupakan terobosan untuk mendiversifikasi model bisnis.
Selain itu, menciptakan value creation dari teknologi panas bumi melalui new revenue stream, mengeksplorasi potensi bisnis selain ketenagalistrikan (beyond electricity).
Baca Juga: Pertamina Tegaskan Komitmen NZE 2060 di Event COP28 Dubai Uni Emirat Arab
Dengan sinergi bersama Pertamina Group, PGE meyakini ekspansi untuk menciptakan geothermal future revenue stream dapat meningkatkan keunggulan kompetitif, mendorong inovasi, dan commercial attractiveness.
Julfi Hadi menegaskan, sebagai perusahaan energi hijau kelas dunia, PGE terus berinovasi dan menjalin kolaborasi bersama dengan para mitra untuk memajukan sektor panas bumi.
Panas bumi merupakan sumber energi yang hampir nol emisi dengan potensi melimpah, khususnya di berbagai Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) PGE dengan potensi yang bisa dikembangkan hingga 3 GW. “Potensi panas bumi harus terus dikembangkan sehingga bisa berperan besar dalam transisi energi,” ujar Julfi Hadi.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso mengatakan potensi panas bumi (geothermal) bisa menjadi salah satu sumber energi baru terbarukan untuk mendukung ketahanan energi nasional.