Sedangkan GKBM adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditas kebutuhan dasar bukan makanan diwakili oleh 51 komoditas di perkotaan dan 47 komoditas di perdesaan.
GKM masih menjadi penyumbang terbesar GK baik di penduduk perkotaan maupun pedesaan. BPS mencatat, GK September 2024 sebesar Rp595.242,00/kapita/bulan. Naik 2,11 persen dibanding Maret 2024 dan 8,14 persen dibanding Maret 2023.
Dari GK September 2024 itu, kontribusi GKM mencapai Rp443.433 (74,50 persen) dan GKBM Rp151.809 (25,50 persen).
Baca juga: Jumlah Penduduk Miskin Terus Berkurang
Untuk makanan, beras masih menjadi komoditas yang memberikan sumbangan terbesar pada GK. Yakni, 21,01 persen di perkotaan dan 24,93 persen di pedesaan.
Kemudian disusul rokok kretek filter (10,67 persen di perkotaan dan 9,76 persen di perdesaan), daging ayam ras (4,61 persen di perkotaan dan 3,48 persen di pedesaan), telur ayam ras (4,44 persen di perkotaan dan 3,62 persen di pedesaan), mie instan (2,36 persen di perkotaan dan 1,97 persen di pedesaan), dan gula pasir (1,72 persen di perkotaan dan 2,36 persen di pedesaan).
Setelah itu diikuti kopi bubuk dan kopi instan (sachet), roti, kue basah, tempe, tahu, ikan tongkol/tuna/cakalang, gula pasir, bawang merah, dan lainnya.
Sedangkan komoditas bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK, baik di perkotaan maupun pedesaan, adalah perumahan (8,41 persen di perkotaan dan 8,47 persen di pedesaan), disusul antara lain oleh bensin (4,24 persen di perkotaan dan 4,09 persen di pedesaan), listrik (2,99 persen di perkotaan dan 1,86 persen di pedesaan), dan pendidikan (1,81 persen di perkotaan dan 1,14 persen di pedesaan).