Pemerintah menargetkan tahun ini 70 persen rumah tangga sudah menempati hunian yang layak, baik melalui intervensi langsung maupun tidak langsung. Target itu tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Iwan Suprijanto menyatakan hal itu, dalam gala dinner Perayaan HUT REI ke 52 bertema “Propertinomic Untuk Indonesia Maju” di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Jum’at (26/4/2024).
Iwan menyebutkan, tahun 2023 angka backlog kepemilikan rumah di Indonesia sudah turun menjadi 13,56 persen dari 73 juta rumah tangga. Sat ini tinggal 9.905.820 rumah tangga yang belum punya rumah sendiri. Ia mengutip data itu dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023 Badan Pusat Statistik (BPS).
Sebelumnya berdasarkan Susenas 2020, backlog kepemilikan rumah tercatat 17,52 persen, atau ada 12.750.170 rumah tangga yang belum memiliki rumah sendiri. Di berbagai kesempatan para pengamat, developer, dan pers masih kerap mengutip angka 12,7 juta ini sebagai kekurangan pengadaan atau backlog rumah.
Kendati angka backlog kepemilikan rumah makin turun, persentase rumah yang belum layak huni masih cukup tinggi. Mencapai lebih dari 47% menurut Kementerian PUPR. Karena itulah pemerintah menargetkan tahun ini 70 persen rumah tangga bisa menempati hunian yang layak alias tidak lagi kumuh.
Baca juga: Tahun 2023 Realisasi Program Sejuta Rumah Mencapai 1.217.794 unit
Iwan tidak menyebutkan kenapa angka backlog kepemilikan rumah bisa turun cukup signifikan dalam tiga tahun terakhir. Ia hanya menyatakan, capaian Program Sejuta Rumah (PSR) yang disebutnya program kolaborasi dengan para stakeholder perumahan untuk memenuhi kebutuhan rumah itu, cukup memuaskan.