URBANCITY.CO.ID – Bank Indonesia (BI) mencatat, kinerja lapangan usaha (LU) industri pengolahan atau manufaktur pada triwulan II 2024 tetap kuat, masih berada pada fase ekspansi (indeks > 50 persen).
Hal itu tercermin dari Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI) triwulan II 2024 sebesar 51,97 persen.
Kendati masih di zona ekspansif, PMI-BI triwulan II itu merosot dibanding triwulan I 2024 yang tercatat 52,80 poin. Mengkonfirmasi penurunan kinerja dan gonjang ganjing industri manufaktur belakangan ini.
Antara lain di industri tekstil, keramik, kakao, dan kelapa, yang menyebabkan sejumlah perusahaannya menghentikan operasi.
BI sendiri tidak menyebut penurunan PMI-BI triwulan II 20024 itu dalam keterangan tertulisnya akhir pekan ini.
BI melalui Asisten Gubernur Erwin Haryono hanya menyatakan, mayoritas komponen pada PMI-BI triwulan II 2024 berada pada fase ekspansi kendati menurun dibanding triwulan I.
Indeks tertinggi terdapat pada volume produksi, dikuti volume persediaan barang jadi dan volume total pesanan. Yang meningkat dibanding triwulan sebelumnya, indeks komponen Kecepatan Penerimaan Barang Pesanan Input.
Sebagian besar sublapangan usaha (sub LU) disebut BI juga berada pada fase ekspansi dan menopang kinerja PMI-BI.
Baca juga: Alarm Bahaya Sudah Menyala di Sektor Industri
Indeks tertinggi terdapat pada industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki. Diikuti industri pengolahan tembakau, serta industri mesin dan perlengkapan.
“Perkembangan PMI-BI itu sejalan dengan perkembangan kegiatan industri pengolahan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia yang berada pada fase ekspansi, dengan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) 1,65 persen,” tulis Erwin.