URBANCITY.CO.ID – Surplus neraca perdagangan Indonesia berlanjut. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Oktober 2024 mencapai 2,48 miliar dolar AS (USD). Merosot dibanding surplus September 2024 sebesar USD3,23 miliar.
Juga lebih rendah dibanding surplus Agustus 2024 yang tercatat USD2,90 miliar, melonjak dibanding surplus Juli yang hanya USD0,47 miliar.
Kemerosotan surplus neraca perdagangan sudah terlihat sejak Mei 2024. Surplus Mei tercatat USD2,93 miliar, hanya naik USD0,21 miliar dibanding April. Juni 2024 surplus itu menurun menjadi USD2,39 miliar, sebelum anjlok menjadi USD0,47 miliar pada Juli 2024.
Namun, surplus Oktober 2024 itu tetap layak disyukuri, karena itu berarti selama 54 bulan berturut-turut sejak Mei 2020, neraca perdagangan Indonesia selalu surplus.
Surplus neraca perdagangan menunjukkan ekspor lebih tinggi daripada impor, bergairahnya manufaktur ekspor di dalam negeri, dan lazimnya meningkatkan cadangan devisa dan memperkuat nilai tukar mata uang sebuah negara.
Bank Indonesia dalam keterangan resminya Jum’at (15/11/2024) menyatakan, surplus neraca perdagangan Oktober itu positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut.
Data surplus perdagangan Oktober itu membantu menguatkan rupiah pada akhir perdagangan, Jum’at (15/11/2024), setelah terus terdepresiasi selama sepekan terakhir.
Baca juga: Impor Turun Lebih Dalam Daripada Ekspor, Surplus Neraca Dagang September 2024 Meningkat
Surplus neraca perdagangan Oktober terutama berasal dari peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar USD4,80 miliar, dibanding September yang tercatat USD4,61 miliar. Hal itu sejalan dengan kenaikan ekspor nonmigas yang mencapai USD23,07 miliar.