URBANCITY.CO.ID – Melalui keterangan tertulis beberapa hari lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, daya beli petani terus mengalami peningkatan.
Tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP) nasional pada November 2024 sebesar 121,29, atau naik 0,49 persen dibanding NTP bulan sebelumnya.
NTP adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan.
NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi serta barang dan jasa untuk biaya produksi.
“Kenaikan NTP November 2024 dikarenakan kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) sebesar 0,86 persen, lebih tinggi dibanding peningkatan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang hanya 0,37 persen,” tulis laporan BPS.
NTP di Provinsi Bengkulu mengalami kenaikan tertinggi (4,79 persen) dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, NTP di Provinsi Gorontalo mengalami penurunan terbesar (2,64 persen) dibandingkan penurunan NTP di provinsi lainnya.
Baca juga: Daya Beli Petani Tetap Meningkat Kendati Harga Gabah Turun
Pada November 2024 juga terjadi kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) petani di Indonesia sebesar 0,52 persen. Terutama disebabkan oleh kenaikan indeks pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional November 2024 tercatat sebesar 123,77, atau naik 0,80 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.