URBANCITY.CO.ID – Setelah terjadi bentrokan mematikan di Suwayda, Suriah selatan, Presiden sementara Suriah, Ahmed al-Sharaa, dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, akhirnya sepakat untuk menghentikan kekerasan dengan gencatan senjata. Pengumuman ini disampaikan oleh Tom Barrack, Utusan Khusus AS untuk Suriah yang juga menjabat sebagai Duta Besar AS untuk Turki, pada Sabtu melalui siaran TV Al Mayadeen.
Kesepakatan damai ini merupakan hasil dari perundingan intensif yang dimediasi oleh Amerika Serikat, dengan dukungan dari Turki, Yordania, dan beberapa negara lainnya. Barrack mengajak semua elemen masyarakat Suriah termasuk komunitas Druze, Badui, dan Sunni untuk meninggalkan senjata dan bersatu demi menjaga keutuhan bangsa.
Namun, suasana damai ini masih dibayangi oleh duka. Syrian Observatory for Human Rights, yang berbasis di London, melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat bentrokan telah mencapai 718 orang. Sementara itu, Kementerian Kesehatan Suriah mencatat 260 korban jiwa dan 1.698 orang luka-luka.
Dewan Fatwa Tertinggi Suriah mengeluarkan pernyataan tegas yang mengharamkan tindakan meminta bantuan dari Israel, menyakiti warga sipil, serta memicu konflik sektarian. Pemerintah diminta untuk melindungi seluruh rakyat tanpa diskriminasi dan menegakkan hak bela diri sesuai dengan prinsip hukum Islam.
Baca Juga : Israel Rencanakan 2.339 Permukiman Ilegal, PBB: Ancaman Serius bagi Desa Palestina
Situasi semakin memanas setelah Israel meluncurkan serangan udara pada Rabu, 16 Juli, yang menargetkan gedung Kementerian Pertahanan di Damaskus serta posisi militer Suriah di Suwayda.