URBANCITY.CO.ID – Harga minyak mentah mengalami penurunan tajam pada penutupan perdagangan Kamis (3/4). Menurut laporan Reuters, harga minyak mentah Brent ditutup dengan penurunan 6,42 persen, mencapai USD 70,14 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dari Amerika Serikat juga merosot 6,64 persen, menjadi USD 66,95. Penurunan ini merupakan yang terbesar untuk Brent sejak 1 Agustus 2022 dan untuk WTI sejak 11 Juli 2022.
Penyebab utama penurunan harga kedua jenis minyak tersebut adalah keputusan OPEC+ yang mengejutkan untuk meningkatkan produksi, yang diumumkan sehari setelah Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan tarif impor baru terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia. Dalam pertemuan menteri OPEC+ pada hari Kamis, negara-negara anggota sepakat untuk mempercepat rencana peningkatan produksi minyak, dengan target menambah 411.000 barel per hari ke pasar pada Mei 2025, jauh lebih tinggi dari rencana awal yang hanya 135.000 barel per hari.
Baca juga : Kanselir Jerman Sebut Kebijakan Tarif Impor Trump Ancaman Serius bagi Ekonomi Global
Di sisi lain, harga batu bara untuk kontrak April 2025 di bursa ICE Newcastle juga mengalami penurunan, ditutup pada USD 99,40 per ton, turun 1,58 persen. Sementara itu, harga minyak kelapa sawit (CPO) pada penutupan yang sama berada di MYR 4.490 per ton, turun 0,62 persen, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi dua minggu. Penurunan ini dipicu oleh kekhawatiran akan peningkatan produksi seiring kembalinya pekerja ke perkebunan Malaysia pasca Idul Fitri, serta dampak dari tarif impor yang diumumkan oleh AS.