Sutradara film Legacy of Java Budi Kurniawan yang turut hadir menyampaikan, film tersebut dibuat untuk melihat lebih dekat relasi antara manusia dalam merawat alam secara keberlanjutan untuk generasi mendatang dan menceritakan tentang perjalanan panjang kopi Indonesia. Selain itu, film ini dibuat untuk mengedukasi audiens atas gambaran dan pembelajaran lengkap dalam konteks kopi Jawa.
BACA: Mengenal UMKM Kopi Banyuatis, Kopi Khas Bali Binaan BNI
Usai pemutaran pratinjau film Legacy of Java, acara dilanjutkan dengan mencicipi kopi (coffee tasting) dan diskusi hangat seputar kopi Indonesia termasuk isu keberlanjutan (sustainability) kopi Indonesia. Coffee tasting disajikan oleh Dua DC Coffee yang merupakan kedai kopi pertama asal Indonesia di Washington D.C. dan The Klasik Beans Cooperative yang merupakan koperasi petani kopi organik ramah lingkungan asal Gunung Puntang, Garut, Jawa Barat.
Ranitya menuturkan, diskusi kopi akan menjadi agenda rutin yang diselenggarakan di KBRI Washington D.C. “Selain dapat mempromosikan dan penjenamaan kopi Indonesia, diharapkan kegiatan ini memperluas jejaring antara pecinta kopi sehingga dapat membantu mempromosikan kopi Indonesia, khususnya (specialty coffee Indonesia),” pungkas Ranitya.
BACA: Produk Mamin Indonesia Catatkan Potensi Transaksi Rp733,4 Miliar di SFFS 2024 New York
Konsumsi kopi rata-rata per orang di AS mencapai 4,2 kg per tahun. Ini menempatkan AS pada posisi ke-25 negara pengonsumsi kopi secara global. AS merupakan negara tujuan ekspor kopi terbesar Indonesia dengan nilai ekspor US$215,96 juta pada 2023, dengan pangsa pasar 23,20% dari total ekspor kopi Indonesia ke seluruh dunia.