URBANCITY.CO.ID – Penyaluran KPR bersubsidi dengan skim FLPP berbasis syariah selama 2022 hingga 6 September 2024, mencapai 122.469 unit senilai Rp13,93 Triliun.
Dibandingkan dengan total penyaluran KPR FLPP baik secara konvensional maupun syariah pada periode yang sama sebanyak 570.807 unit, masyarakat yang memilih KPR FLPP syariah hanya 21,45 persen.
Hal itu diungkapkan Komisioner Badan Penyelenggara Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) Heru Pudyo Nugroho melalui keterangan tertulis, Jum’at (13/9/2024).
Bahkan, pembiayaan perumahan Tapera berbasis syariah sejak Tapera terbentuk tahun 2021 sampai 31 Agustus 2024 hanya 2.774 unit senilai Rp424,14 miliar.
Pembiayaan perumahan Tapera menyediakan kredit pemilikan rumah (KPR), serta kredit renovasi rumah (KRR), dan Kredit Bangun Rumah (KBR).
Pembiayaan perumahan Tapera berbasis syariah itu disalurkan BTN Syariah sebanyak 2.490 unit, BSI 181 unit, Bank Kalsel Syariah 70 unit, Bank NTB Syariah 29 unit, dan Bank Jambi Syariah 4 unit.
“Komposisi pembiayaan perumahan Tapera secara syariah ini, hanya 16,16 persen dari total penyaluran pembiayaan perumahan program Tapera sebanyak 17.156 unit senilai Rp2,67 Triliun,” kata Heru.
Tahun ini sampai 15 Agustus 2024, BP Tapera telah menyalurkan KPR FLPP untuk 111.784 rumah subsidi senilai Rp13,62 triliun. Sedangkan pembiayaan perumahan Tapera, telah disalurkan untuk 3.512 rumah senilai Rp583,55 miliar.
Baca juga: Pembiayaan Perbankan Syariah Tumbuh 11,92 Persen
Heru mengakui, pembiayaan perumahan berbasis syariah masih rendah penyerapannya dibanding KPR konvensional. Salah satu penyebabnya, masih kurangnya pemahaman masyarakat terhadap perbankan syariah.