OJK meminta bank untuk selalu melakukan pemantauan terkait potensi dampak transmisi dari perkembangan perekonomian global dan domestik terhadap kondisi bank, dan melakukan langkah mitigasi yang diperlukan. Koordinasi dengan Anggota KSSK juga terus dilakukan disertai komitmen untuk terus mengeluarkan kebijakan yang dibutuhkan secara tepat guna dan tepat waktu.
Baca juga: OJK Sebut Tiga Risiko Tertinggi Sektor Jasa Keuangan Indonesia
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dalam menghadapi dampak guncangan (shock) geopolitik global yang saat ini terjadi. “Ketenangan dan rasionalitas masyarakat, serta koordinasi antar-otoritas terkait, merupakan faktor kunci dalam menghadapi dinamika perekonomian global saat ini,” katanya.
Ia menyebutkan, penguatan dolar AS sejauh ini terjadi terhadap seluruh mata uang di dunia. Tercermin dari Dollar Index yang mencatat tren kenaikan sejak akhir Maret 2024. Beberapa faktor yang memengaruhi penguatan dolar AS itu antara lain, kebijakan suku bunga high for longer yang masih berlanjut di tengah kuatnya perekonomian AS, namun bersamaan dengan laju inflasi AS yang masih cukup jauh dari target 2 persen.
Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan The Fed yang menyatakan belum akan terburu-buru menurunkan suku bunga, dan akan terus melihat perkembangan data-data perekonomian ke depan. Sementara tensi geopolitik yang meningkat di Timur Tengah setelah konflik langsung Iran dengan Israel, menyebabkan kekhawatiran terjadinya perang yang makin meluas dan membebani perekonomian dunia, terutama dari kenaikan harga komoditas energi dan mineral utama, serta kenaikan biaya logistik seiring terganggunya jalur perdagangan utama akibat konflik tersebut.