URBANCITY.CO.ID – Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI), 15-16 Oktober 2024, mengungkapkan, pertumbuhan kredit pada September 2024 tetap kuat, mencapai 10,85 persen secara tahunan (yoy).
Keterangan tertulis Bank Indonesia yang dirilis Rabu (16/10/2024) menyebut minat penyaluran kredit tetap terjaga, didukung berlanjutnya realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan, ditambah dukungan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) Bank Indonesia.
KLM adalah kebijakan pemberian insentif likuiditas ke bank-bank yang menyalurkan kredit/pembiayaan ke sektor-sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan banyak membuka lapangan kerja.
Hingga minggu kedua Oktober 2024, BI telah menyalurkan insentif KLM senilai Rp256,5 triliun. Yaitu, ke kelompok bank BUMN Rp119 triliun, BUSN (bank swasta) Rp110,2 triliun, BPD Rp24,6 triliun, dan bank asing (KCBA) Rp2,7 triliun.
Insentif KLM itu disalurkan ke sektor-sektor prioritas. Yaitu, hilirisasi minerba dan pangan, UMKM, sektor otomotif, perdagangan dan listrik, gas dan air (LGA), serta sektor pariwisata dan skonomi kreatif.
“Pertumbuhan kredit pada mayoritas sektor ekonomi tetap kuat, terutama pada sektor jasa dunia usaha, perdagangan, industri, pertambangan, dan pengangkutan,” tulis keterangan RDG BI.
Pertumbuhan kredit modal kerja, kredit konsumsi, dan kredit investasi mencapai 10,01 persen, 10,88 persen, dan 12,26 persen pada September 2024 (yoy). Pembiayaan syariah tumbuh 11,37 persen, dan kredit UMKM 5,04 persen.
Namun, pertumbuhan kredit September 2024 itu makin menurun dibanding Agustus dan Juli. Pada Juli 2024 pertumbuhan kredit tercatat 12,40 persen (yoy), kemudian merosot menjadi 11,40 persen pada Agustus 2024, sebelum makin lemah pada September 2024 menjadi 10,85 persen.