URBANCITY.CO.ID – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggeber kegiatan peningkatan literasi dan inklusi keuangan di berbagai kota selama pekan ini, sebagai bagian dari rangkaian acara Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2024 dan perayaan HUT ke-13 OJK.
Target audiensnya bukan hanya masyarakat umum, tapi juga mahasiswa dan santri pondok pesantren. Untuk itu para petinggi OJK berbagi tugas.
Di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, misalnya, Selasa lalu (22/10/2024), Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga
Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman, memberikan pembelajaran dalam Edukasi Keuangan Hari Santri bertema “Akses Keuangan Inklusif, Wujudkan Masyarakat Produktif.”
Kegiatan literasi dan inklusi keuangan di Palangkaraya diikuti 550 santri yang hadir secara offline, dan 500 santri secara online, yang berasal dari 14 pondok pesantren di Kalimantan Tengah. Hadir para pejabat Provinsi Kalimantan Tengah, pelaku jasa keuangan, dan pejabat OJK Kalimantan Tengah.
Mengutip keterangan Plt. Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK M Ismail Riyadi, Agusman dalam sambutannya menyatakan, indeks inklusi keuangan Indonesia sudah lumayan, mencapai 75,02 persen.
Artinya, sebagian besar masyarakat sudah memiliki akses ke layanan keuangan formal. Namun, literasi keuangan masih cukup rendah, 65,43 persen, yang berarti masih banyak masyarakat yang belum memahami dengan baik produk dan layanan keuangan.
Karena itu Agusman menyatakan, pendidikan keuangan perlu menjadi bagian dari kurikulum pesantren. Supaya para santri lebih memahami produk dan layanan keuangan, terutama yang berbasis syariah, dan bisa memanfaatkannya dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.