URBANCITY.CO.ID – Sepanjang pekan ini nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) bergerak stabil di level Rp15.830- Rp15.870 menurut data Refinitiv, kendati Indeks Dolar (DXY) melemah 0,38 persen menjadi 105,74.
Pada akhir perdagangan Jum’at (29/11/2024) rupiah ditutup di level Rp15.840 per USD, menguat 0,16 persen dibanding sehari sebelumnya.
Mengutip laporan Bank Indonesia yang dirilis Sabtu (30/11/2024), pada akhir perdagangan Kamis (28/11/2024), rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.865 per USD.
Sementara imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun naik ke level 6,904 persen, indeks dolar atau DXY melemah ke level 106,05, dan yield surat utang pemerintah Amerika Serikat atau US Treasury (UST) Note tenor 10 tahun turun ke level 4,263 persen.
Pada pagi Jumat (29/11/2024), rupiah dibuka menguat ke level (bid) Rp15.845 per USD, dan yield SBN 10 tahun makin turun ke level 6,88 persen.
Kurs rupiah sepanjang pekan ini praktis berputar-putar di level Rp15.800-an, tidak bergerak naik lebih tinggi dibanding pekan sebelumnya.
Pada penutupan perdagangan Jum’at pekan lalu (22/11/2024), setelah BI mengumumkan Neraca Pembayaran Indonesia mencatat surplus tinggi, kurs rupiah menguat 0,31 persen menjadi Rp15.870/USD.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam pidatonya di Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta, Jum’at (29/11/2024), menyatakan sekarang memang era “strong dolar”. Dipicu terpilihanya Donald Trump menjadi presiden AS dengan slogannya “American First”.
Baca juga: Neraca Pembayaran Surplus Tinggi, Rupiah Menguat