URBANCITY.CO.ID – Selain oleh sentimen positif kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang baru, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada akhir pekan lalu juga dipengaruhi penurunan indeks dolar (DXY) dari 108,96 menjadi 108,05.
Dampaknya, modal asing portofolio mulai kembali menderas masuk ke Indonesia. Kenaikan imbal hasil surat utang pemerintah AS atau US Treasury (UST) Note, tidak menghalangi aliran masuk modal asing tersebut.
Laporan Bank Indonesia yang dipublikasikan akhir pekan lalu menyebutkan, berdasarkan data transaksi 20 – 23 Januari 2025, asing atau nonresiden tercatat beli neto (capital inflows) Rp11,52 triliun.
Terdiri dari jual neto Rp0,35 triliun di pasar saham, beli neto Rp9,60 triliun di pasar SBN, dan beli neto Rp2,27 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Sebelumnya BI mencatat, pada awal 2025 (hingga 13 Januari) aliran masuk (inflows) modal asing portofolio ke instrumen keuangan domestik seperti SBN (Surat Berharga Negara) dan SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia) hanya USD19 juta dan USD288 juta atau sekitar Rp5 triliun.
Baca juga: Selama 4 Hari Pekan Ini Modal Asing Kabur Hampir Rp10 Triliun
Sementara selama 13-16 Januari 2025, investor asing tercatat memindahkan investasi (jual neto atau outflows) dari instrumen keuangan domestik seperti SBN, SRBI, SVBI (Sekuritas Valas BI), SUVBI (Sekuritas Sukuk Valas BI), serta saham sebesar Rp9,57 triliun.
Karena itu selama 2025, berdasarkan data setelmen s.d. 23 Januari 2025, nonresiden masih tercatat jual neto Rp2,03 triliun di pasar saham, dan jual neto Rp1,91 triliun di pasar SBN. Sementara di SRBI beli neto Rp2,95 triliun.