URBANCITY.CO.ID – Pemerintah Kota Toyoake di Prefektur Aichi baru saja setujui aturan soal penggunaan HP dan smartwatch. Mulai 1 Oktober 2025, warga cuma boleh pakai gadget ini maksimal dua jam sehari, tapi khususnya di luar urusan kerja atau belajar. Ini diumumkan Selasa (22/9/2025), dan tujuannya ya buat cegah kecanduan berlebih sama HP, komputer pribadi, atau tablet.
Dari 19 anggota DPR Kota, 12 orang dukung aturan ini. Kerennya, Toyoake jadi kota pertama di Jepang yang berani terapin pembatasan HP buat warganya.
Wali Kota Toyoake, Masafumi Kouki, bilang kalau ini cuma pedoman aja, bukan aturan kaku.
“Kami tidak menolak ponsel pintar,” ujarnya. Jadi, kalau lagi belajar, kerja, atau urus rumah tangga, bebas pakai HP sesuka hati.
Alasannya? Biar kesehatan warga lebih baik. Soalnya, banyak orang dewasa di Jepang kurang tidur dan kurang quality time bareng keluarga gara-gara keasyikan main layar.
Bahkan, ada siswa yang bolos sekolah karena nggak mau ninggalin HP di rumah.
Tenang, nggak ada sanksi buat yang langgar kok. Kouki bilang, ini cuma imbauan supaya warga lebih bijak.
“Batas waktu dua jam hanyalah pedoman untuk menyemangati warga,” kata dia.
Harapannya, orang-orang di Toyoake bisa manfaatin waktu lebih optimal, tanpa merasa haknya dibatasi atau dipaksa.
“Sebaliknya, saya berharap ini menjadi kesempatan bagi setiap keluarga untuk memikirkan dan mendiskusikan waktu yang dihabiskan di ponsel pintar serta waktu penggunaan perangkat tersebut,” ucapnya lagi.
Emang sih, HP sekarang udah jadi bagian hidup sehari-hari. Dipakai buat belajar online, nonton video sambil masak atau olahraga, sampe tutorial fitness. Kouki juga ngaku, dia nggak nolak manfaat HP, tapi ya pengen warga lebih seimbang aja.