URBANCITY.CO.ID – Mengatasi permasalahan perumahan untuk masyarakat tidak bisa parsial tetapi harus ditanggani secara komprehensif atau menyeluruh. Satu diantaranya dengan mendorong economic engine, mesin pertumbuhan ekonomi kota atau daerah. Sehingga keterjangkauan masyarakat untuk membeli rumah meningkat.
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata, dalam diskusi interaktif: “Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045”, di Jakarta, Kamis, 21 Maret 2024, menjelaskan upaya mendorong economic engine kota-kota di Indonesia.
Ia berharap upaya itu dapat menuntaskan angka kekurangan rumah (backlog) nasional yang saat ini telah mencapai 12,7 juta unit.
Baca Juga: Pengembangan Perkotaan dan Permukiman Harus Menyeluruh
Eman yang juga ketua Badan Kejuruan Teknik Kewilayahan dan Perkotaan (BKTKP) Persatuan Insinyur Indonesia (PII), menyarankan agar penghasilan masyarakat dipacu (booster). Sebab rumah tidak bisa dibeli tanpa uang/akibat masyarakat tidak punya pekerjaan dan penghasilan. Karena itulah economic engine diperlukan.
Sementara itu, Pengamat Perkotaan Yayat Supriatna menegaskan, tanpa economic engine maka kenaikan penghasilan masyarakat tidak akan mampu mengejar harga rumah yang terus melonjak.
Menurut Yayat, salah satu masalah di sektor perumahan adalah keterjangkauan masyarakat terutama harga rumah yang semakin tinggi. Data rumah123.com sejak September 2021 hingga Januari 2024 menyebutkan, harga rumah di 13 kota besar secara umum mengalami kenaikan rata-rata 13,3%.