URBANCITY.CO.ID – Tingkat hunian, Atau Okupansi Hotel selama Lebaran 2025 diperkirakan akan mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani, faktor utama yang memengaruhi adalah melemahnya daya beli masyarakat, yang berujung pada masa liburan yang lebih singkat.
“Lonjakan okupansi hotel kemungkinan hanya terjadi pada hari pertama hingga ketiga Lebaran,” ungkap Hariyadi dalam konferensi pers pada Rabu (26/3). Setelah itu, tren penurunan diprediksi akan terjadi karena masyarakat cenderung memperpendek masa libur mereka.
Beberapa destinasi wisata utama juga mencatat penurunan signifikan dalam tingkat hunian hotel. Yogyakarta masih menjadi salah satu kota dengan okupansi tertinggi, mencapai 75-80% antara 1-6 April 2025, meskipun angka ini lebih rendah dibandingkan tahun lalu.
Baca juga : Sinergi Transportasi dan Hotel Permudah Wisatawan Menuju Sarinah
Di sisi lain, Bali mengalami penurunan yang lebih drastis. “Di kawasan Badung, tingkat okupansi hotel hanya sekitar 50%, padahal tahun lalu masih mencapai 60-65%,” jelas Hariyadi.
Ia juga menyoroti adanya ketidaksesuaian antara data okupansi hotel dan tingkat keterisian kursi pesawat. Meskipun maskapai mengklaim tiket penerbangan ke berbagai destinasi wisata terjual habis, tingkat hunian hotel tidak menunjukkan peningkatan yang sebanding.
“Kemungkinan besar wisatawan lebih memilih akomodasi non-hotel seperti guest house atau tinggal bersama keluarga,” tutupnya.